Vivanews. Semenjak produk dengan brand Roemah Snack Mekarsari semakin terkenal, Ida
Widyastuti mulai mendapatkan penawaran-penawaran dan ajakan dari berbagai
kementerian untuk diajak pameran ke luar negeri. "Ketika saya
berjalan ke luar negeri, saya melihat bagaimana pasar Indonesia sangatlah besar,"
ujarnya kepada VIVAnews.
Saat
ini, Ida mengaku bahwa banyak
negara lain yang mencoba untuk merebut pasar Indonesia . Dengan lesunya
India dan menurunnya konsumsi di China , dirinya menyatakan Indonesia
semakin menjadi tujuan
utama perusahaan-perusahaan luar negeri.
Apalagi dengan pertumbuhan kaum
menengah yang sangat pesat, dia yakin, jika usahanya akan semakin diminati
konsumen domestik.
Untuk menanggapi hal itu, Ida
tidak tinggal diam. Ia pun mulai memasukkan barang dagangannya ke
ritel-ritel besar yang ada di seluruh Indonesia . "Saat ini
sedang dalam proses, mungkin bulan depan produk kita sudah mulai masuk ke ritel
tersebut,” ujar Ida.
Selain mengurusi pasar tradisional
dan ritel, Ida juga memulai ekspansinya keluar negeri. Tercatat, saat ini ia
telah mengekspor produknya ke Turki , China , Malaysia , Filipina, dan
Singapura.
Ida mengaku miris, selama
perjalannya ke luar negeri, dirinya melihat di Asia Tenggara saja, camilan dari
Indonesia tidak sampai dua persen dari keseluruhan camilan yang ada. "Padahal,
saya yakin dengan rasa dan kualitas camilan kita," ujarnya. Keyakinan Ida
disambut dengan baik oleh pasar, ternyata banyak pihak asing yang menyukai
produknya.
Untuk itu, Ida saat ini, telah
mempersiapkan pembangunan pabrik barunya di Sidoarjo untuk melayani kebutuhan
ekspor. Pabrik barunya ini akan memenuhi standar internasional untuk
ekpsor, sehingga para pelanggannya percaya akan kualitas produknya.
Saat ini, ekspor yang
dilakukan Ida per bulannya hanya sekitar empat kontainer per bulannya.
"Jumlah ini masih sedikit, kita berharap akan semakin membaik ke depannya.
Yang menjadi favorit, masih keripik pisang," kata dia.
Berani Ditipu
Sementara itu, usaha Ida maju bukan
tanpa kendala. Sebab, i mengaku sudah sering menjadi korban penipuan.
"Nilainya beragam, mulai Rp20 juta, Rp30 juta bahkan sampai
Rp300 juta," ujarnya.
Namun, menurutnya, kasus yang
menimpanya itu tidak dianggap sebagai halangan yang berarti bagi bisnis
camilannya. "Buat saya itu jamu, walaupun pahit tapi jika diminum itu akan
menyehatkan," jelasnya.
Ida menuturkan, selalu
menyelesaikan semua hal dengan cara baik-baik. Tercatat, dari beberapa
kali ia ditipu, dirinya selalu menemukan jalan keluar yang baik walau
penggantian uangnya tidak dalam bentuk uang.
Ia mengatakan, dirinya tidak
pernah berpikiran negatif atas apa yang terjadi padanya. Mungkin, itulah yang
menjadi rahasia kesuksesannya selama ini. Dengan selalu berfikir positif,
menurut Ida, maka jalan akan terbuka.
Untuk memilih distributor pun, Ida
berani mengambil resiko. Ibu dua anak ini mengaku, seseoran memang tidak bisa
dinilai dari pertemuan pertama, namun kadang harus ada beberapa risiko
yang diambil.
Ida mencontohkan, ketika ia
memercayakan produknya senilai Rp200 juta kepada empat orang distributor di kota yang sama. Dan
masing-masing mendapatkan Rp50- juta.
Dengan angka ini, ia sudah
memperkirakan hanya akan ada dua distributor yang baik dan sisanya akan membuat
dirinya rugi. "Tapi kan ,
kerugian dari dua orang itu akan diganti dengan profit oleh
dua orang lainnya dalam 4-5 bulan ke depan," ujarnya. Hal inilah, yang
menurut Ida, tidak dipunyai oleh orang lain yang seringkali takut akan
risiko.
Saat ini, Ida Roemah Snack
Mekarsari sudah mempunyai 160 karyawan dari mulai proses produksi dan
distribusi. Ia mengaharapkan, jumlah ini akan bertambah seiring
dengan terwujudnya pabrik barunya di Sidoarjo, Jawa Timur.
ditulis oleh Antique, Alfin Tofler
Link : VIVA
0 comments:
Post a Comment