Siomay sudah
menjadi kudapan yang akrab di lidah masyarakat Indonesia . Saat disajikan, siomay
biasanya berteman tahu kukus, sayur kol gulung, telur rebus, kentang rebus,
juga pare. Tak ketinggalan pula bumbu penyedap saus kacang plus tetesan
jeruk.
Makanan yang
satu ini sudah merakyat sehingga penjualnya pun gampang dijumpai, mulai yang
menjajakan keliling, hingga yang mangkal di gerai tertentu. Tak pelak, usaha
siomay ini pun semakin bertebaran termasuk mereka yang kemitraan.
Meski makin
padat pemain, bisnis ini sepertinya masih ada celah untuk tumbuh. Hal itu
terungkap dari usaha kemitraan siomay yang pernah diulas KONTAN sebelumnya,
yakni Siomay Menteng, Siomay Pink, dan Siomay Bandung (Kang Otong).
Umumnya
bisnis mereka berkembang. Ukurannya terlihat dari jumlah mitra yang bertambah
banyak.Nah, mari kita simak perkembangan usaha mereka.
Siomay Menteng
Pada
September 2010 lalu, KONTAN sudah mengulas tawaran kemitraan Siomay Menteng.
Kala itu, Siomay yang dirintis Ferryano Prawirakusuma sejak tahun 2001 ini
masih memiliki 57 gerai.
Setelah dua
tahun berlalu, jumlah gerai Siomay Menteng tumbuh cukup signifikan. Saat ini
jumlah mitra mereka mencapai 120 mitra. " Lima gerai diantaranya milik sendiri,"
ujar Oyon Suriana, pengelola Siomay Menteng. Mitra tersebut tersebar di
sejumlah berbagai yakni Jabodetabek, Palembang ,
Solo dan Surabaya .
Siomay
Menteng menawarkan keunggulan berupa rasa ikan tenggiri asli dan tanpa bahan
pengawet. Saat ini harga jual Siomay Menteng di kisaran harga Rp 4.000 hingga
Rp 7.000 per buah. Harga ini lebih tinggi dibandingkan dua tahun lalu yang
dibanderol Rp 2.000 - Rp 2.500 per siomay.
Menurut
Oyong, jumlah mitra Siomay Menteng ini bertambah karena mereka menjaga kualitas
rasa produk mereka. Selain itu, tentu saja promosi yang gencar. Berbagai media
digunakan oleh Oyong untuk terus mengembangkan bisnis Siomay Menteng.
"Kami aktif berpromosi melalui Facebook juga," ujar Oyon.
Kini, tawaran
paket investasi Siomay Menteng sudah berubah. Dulu, mereka menawarkan tiga
paket kemitraan untuk jangka waktu lima tahun, yakni paket Rp 5 juta, Rp 6 juta
dan paket Rp 7,5 juta. Namun sekarang, mereka tak membuka lagi paket dengan
nilai investasi Rp 5 juta.
Setiap paket
mendapat fasilitas gerobak dan tungku yang bisa memuat 300 buah siomay.
Untuk paket Rp 6 juta disediakan gerobak yang sudah dipasangi kanopi. Adapun
paket Rp 7,5 juta mendapat fasilitas tambahan gerobak yang dilengkapi kompor
dua tungku. Satu tungku untuk siomay dan tungku lain untuk penggorengan.
Untuk
kemitraan dengan investasi Rp 6 juta, mitra ditargetkan bisa menjual
rata-rata 500 siomay per minggu atau 2.000 siomay per bulan. Sementara, paket
dengan investasi Rp 7,5 juta, mitra bisa menjual rata-rata 3.000 siomay per
minggu atau 12.000 siomay per bulan.
Siomay
Menteng tidak menetapkan kriteria lokasi secara khusus. Yang penting, lokasi
usaha di kawasan pemukiman penduduk atau bisa juga di pusat perbelanjaan kelas
menengah yang cukup strategis.
Siomay Pink
Nama Siomay
Pink memang sempat menarik perhatian karena penjajanya menggunakan peralatan
serba pink. Usaha Siomay ini didirikan oleh Najib pada Februari 2011.
Saat KONTAN
mengulas Siomay Pink pada November 2011, Najib sudah memiliki 10 gerai, delapan
diantaranya dimiliki mitra. Saat ini, gerai mereka bertambah meski tak banyak
menjadi 13 gerai, sembilan gerai diantaranya milik mitra. "Kami hanya
menerima mitra yang serius menjalankan usaha," ujar Najib.
Paket
investasi yang ditawarkan Najib, kini sudah berubah. Sebelumnya, Najib
menawarkan dua paket kemitraan, yakni, paket seharga Rp 17 juta dan paket
seharga Rp 125 juta. Nah, paket kedua ini sekarang harganya sudah naik menjadi
Rp 150 juta.
Untuk paket
pertama, mitra akan mendapatkan sepeda, kompor, cat, dandang, tabung gas 12 kg,
kaos seragam, aksesoris makan berupa piring, sendok dan perlengkapan promosi.
Tapi, mitra harus menyediakan sendiri meja dan kursi untuk pengunjung.
Paket kedua
merupakan paket mobil. Mitra akan mendapatkan satu unit mobil boks Suzuki Carry
untuk gerai berjualan. Selain mobil berwarna pink, mitra juga akan mendapat
meja, atap dan bangku sebanyak 10 unit. Termasuk, satu unit sepeda pink dan
semua perlengkapan yang tersedia dalam paket pertama.
Selain dua
paket itu, Najib juga menawarkan paket kemitraan baru, yakni paket motor roda
tiga. Paket ini sudah mulai diluncurkan pada April 2012 dengan harga Rp 45
juta. Di paket ini, mitra akan mendapatkan satu unit motor roda tiga berwarna
pink dan perlengkapan memasak.
Mulai Juli
tahun ini, Najib juga membuka jenis kemitraan baru, yakni kemitraan pasif.
Kemitraan ini dibuka karena banyak yang tertarik bisnis ini tapi kurang bisa
aktif dalam membesarkan usaha. Nah, calon mitra yang berminat bisa memilih
untuk menanamkan modal saja.
Penawaran
sistem kemitraan pasif ini mulai dari nilai Rp 2 juta dan bisa lebih sesuai
kelipatannya. Untuk investasi Rp 2 juta, misalnya, mitra nantinya akan
ditransferkan uang harian sebesar Rp 30.000 per hari selama 90 hari.
Siomay Bandung (Asli Kang Otong)
Usaha Siomay
Bandung (Asli Kang Otong) berdiri pada 2006 oleh Akhlis Mukhidin di Yogyakarta.
Ketika KONTAN mengulas tawaran kemitraan dari Siomay Bandung pada 2011 lalu,
Akhlis belum memiliki mitra bisnis sama sekali. Namun, saat ini ia sudah
mempunyai 10 mitra dengan sistem kemitraan terbuka.
Jumlah
mitranya
akan bertambah pada November mendatang. Akhlis mengatakan, akan ada
lima mitra baru yang membuka usaha di Klaten, Solo, Semarang ,
Yogyakarta , dan
Magelang.
Awalnya,
Akhlis menawarkan kemitraan dengan biaya investasi Rp 45 juta. Kini, biaya
investasi yang mereka tawarkan naik menjadi sebesar Rp 75 juta. Dengan biaya
sebesar itu, mitra akan mendapatkan peralatan memasak, displai makanan, alat
promosi, serta biaya kerjasama selama lima
tahun.
Mitra juga
bakal memperoleh pelatihan karyawan dan bahan baku perdana senilai Rp 1 juta untuk 500
siomay. Yang harus mitra siapkan ialah ruangan seluas 48 meter persegi.
Akhlis
menghitung, mitra bisa balik modal setelah 12 bulan atau selambat-lambatnya
dalam tempo 18 bulan. Asumsinya, omzet kotor yang dihasilkan per harinya
berkisar Rp 700.000 hingga Rp 800.000.
Omzet itu
belum termasuk pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa tempat, belanja bahan baku , dan royalti fee
sebesar 3% dari omzet. Kini, Akhlis juga menawarkan paket kemitraan terbuka
dengan biaya investasi Rp 5 juta.
Mitra akan
mendapatkan paket bahan baku
siomay, pelatihan produksi, penjualan siomay, sistem pemasaran, dan sistem
keuangan. Namun, mitra tidak harus memakai merek atau nama Siomay Bandung .
Nantinya, ia
akan tetap menawarkan pada mitra yang memilih kemitraan terbuka itu untuk
mengubah merek dagangnya menjadi Siomay Bandung. “Kami sedang siapkan
sistemnya seperti apa,” ujarnya.
ditulis oleh Revi Yohana, Noverius Laoli, Marantina
Link : kontan
0 comments:
Post a Comment