Monday, October 22, 2012

Fotografer ini banting setir jadi pengusaha buku catatan

Saat ini perkembangan teknologi sangat pesat seperti hadirnya komputer tablet, smartphone dan lainnya. Hal ini tidak meruntuhkan niat pria ini untuk menjalankan bisnis produksi buku catatan konvensional dengan desain yang unik.

Adalah Donni Arifianto berani meninggalkan karir lamanya sebagai pelukis dan fotografer untuk terjun ke usaha yang telah ditekuninya selama kurang lebih 1 tahun.

Ide untuk membuat buku yang diberi nama 'Nuwahardo' ini terbesit saat ia menghadiri sebuah acara seminar yang diisi oleh Ridwan Kamil, seorang arsitek tersohor di Indonesia , yang pada saat itu menenteng buku catatan kecil di tangannya. "Sekarang orang hampir semua punya smartphone, iPad. Apapun sudah ada disana. Padahal realitanya masih perlu media konvensional. Waktu itu saya lihat Ridwan Kamil bawa-bawa buku catatan. Itu semakin membuat saya yakin kalau ini (buku catatan) masih dibutuhkan," ungkapnya saat kepada detikFinance, Senin (10/9/12).

Dengan modal awal keberanian, nekat dan uang Rp 300 ribu, saat ini ia bisa mendapatkan omzet senilai Rp 9 juta/bulan. Jumlah ini memang tidak terlalu besar, namun juga tidak terlalu kecil untuk usaha pendatang baru.

Sampai saat ini, sudah banyak kalangan yang memesan bukunya pada pria yang akrab dipanggil Ido ini. Mulai dari orang biasa hingga publik figur, perseorangan, maupun perusahaan. "Alhamdulillah sudah banyak yang mesan. Mulai dari perusahaan Antam (Aneka Tambang) kemarin pesan 100 terus repeat 25 buah lagi. Publik figur juga ada yang pesan, Kevin Aprilio, penulis seperti Dewi "Dee" Lestari, Iwan Setiawan, band Indonesia White Shoes and The Couples Company, banyak lagi," paparnya.

Keunikan dari buku catatan yang dijual Ido ini adalah semua proses pembuatannya menggunakan tangan sendiri atau handmade, termasuk penjilidan dan pengeleman, pengguntingan, kecuali untuk proses grafir dan laser. Bahan utama yang digunakan adalah kertas, dan kulit sebagai sampul.

Pemesan pun diizinkan untuk membuat desain dan model sendiri. Untuk desain, pria lulusan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia ini mengandalkan keahlian terdahulunya sebagai pelukis. "Keistimewaaan dari buku ini, si pemesan bisa pesan by request, model sendiri tanpa minimum order. Desainnya menarik tapi elegan," katanya.

Harga yang dipatok Ido untuk 'Nuwahardo' ini mulai dari Rp 150 hingga 175 ribu per buah, tergantung adari ukuran buku yang dipesan. Ia membidik kalangan menengah ke atas sebagai target utama pasarnya. "Target pasarnya middle to high, mahasiswa dan pekerja. Dari usia 20 tahun ke atas lah," katanya.

Tak hanya dipasarkan di Indonesia , rencananya pada bulan Oktober nanti, produk ini akan juga dipasarkan di negara-negara Asia . Ia menyebut Manila dan Singapura adalah negara yang akan kedatangan produknya. "Sudah ada pihak yang mau ikut memasarkan juga. Insya Allah nanti bakal dipasarin di negara lain, Singapura dan Manila Oktober nanti," katanya.

Bagi anda yang tertarik untuk berbisnis dengan pria ini untuk memesan atau bahkan menjadi reseller atau sekedar bertanya-tanya apa yang menginsiprasinya, anda bisa datang ke workshop Nuwahardo di Kompleks Taman Kopo Indah Blok E No 5, Bandung Jawa Barat. (zul/hen)




ditulis oleh Zulfi Suhendra
Link: DETIK

0 comments:

Post a Comment