Sunday, October 21, 2012

Tukang sepatu unik berpenghasilan puluhan juta


Bermula dari kebosanannya hanya berdiam diri di rumah, cukup sebagai modal bagi Ewid untuk memulai usaha sepatu dan baju miliknya. Hobi serta ketekunan yang dijalaninya itu mengantarkan Ewid pada profesi yang bisa menghasilkan ratusan juta rupiah per tahun. "Saya juga hobinya menyerasikan baju, tas, dan sepatu," ujar Ewid ketika ditemui VIVAnews di Jakarta. 
 
Bisnis penjualan sepatu batik wanita berumur 49 tahun ini, sudah dijalani sejak 10 tahun lalu. Tak hanya itu, Ewid sebelumnya sudah menggeluti usaha bajunya yang telah berumur lebih dari 15 tahun. 

Ewid mengisahkan, di tempat tinggalnya di Bontang, Kalimantan , warga cukup sulit menemukan sepatu dengan ukuran dan model khusus. "Jika kaki Anda nomor 42, akan sulit sekali mencari sepatunya," jelas Ewid. 

Dari pengalaman hidupnya inilah, Ewid terilhami untuk menjadi pembuat sepatu custom, sesuai pesanan. Usahanya mulai dari sepatu wanita, anak muda, sepatu bola, sepatu futsal, sepatu proyek sampai sepatu yang digunakan untuk pagelaran busana (fashion show). "Jadi, kami mengerjakan semua dari mulai menerima jahitan, jual baju jadi, jual sepatu, sampai menerima pesanan sepatu. Pelanggan bisa memastikan pakaiannya seragam dari atas sampai bawah," ujarnya.

Walau tak ingat dengan modal awal yang disetorkannya, Ewid yakin nilainya tak terlalu besar. Bisnisnya ini hanya mengandalkan bahan yang tidak terlalu mahal, namun menghasilkan baju berkonsep mewah. 

Sepatu dan baju yang dibuat oleh Ewid bukanlah produk yang bisa terlihat di pasar umum. Untuk bisa bersaing di pasar yang sudah penuh, Ewid harus tampil beda dengan memberikan ciri atau keunikan tersendiri. 
 
Ciri khas yang dipilihnya adalah batik khas Kalimantan yang selalu dipakai dan dipadukan dalam konsep baju atau pun sepatu. "Hal ini saya pilih sekaligus untuk mempromosikan produk-produk yang berasal dari Bontang seperti motif batiknya," kata Ewid. 
 
Harga sepatu buatan Ewid ini bervariasi mulai dari Rp250 ribu hingga Rp800 ribu per pasang. Semuanya tergantung pada bahan dan material yang digunakan. “Kalau yang berbahan kulit tentu akan mahal harganya. Kalau ada yang memesan model custom pun harganya berbeda-beda, khususnya yang dipakai untuk fashion show,” ujar ibu dua anak ini.
 
Sedangkan untuk baju wanita, Ewid mematok harga mulai dari Rp500 ribu, bergantung bahan dan tingkat kerumitan pengerjaan. 

Selain menawarkan keunikan, produk Ewid juga menjamin kekuatan. Diakui, untuk hal ini, masalah ketersediaan bahan baku di Bontang kerap menjadi kendala. “Di Bontang dan Kalimantan itu sulit untuk mencari bahan baku yang berkualitas,” jelas Ewid. 

Untuk menutupi persoalan ini, Ewid pun memesan bahan baku seperti lem sepatu, bawahan sepatu, hak sepatu wanita, dan kulit. 

Ketekunan dan keuletan yang dijalaninya selama ini telah membuahkan hasil yang cukup besar. Saat ini, omzet toko sepatu Ewid di Bontang telah mampu menghasilkan lebih dari Rp10 juta per bulan. (art)
  
ditulis oleh Syahid Latif, Alfin Tofler
Link : VIVA

0 comments:

Post a Comment